Proyek Food Estate di Merauke

Proyek Food Estate di Merauke – Di hamparan luas savana Merauke, Papua Selatan, sebuah mega proyek tengah digerakkan dengan kekuatan politik dan militer: Food Estate. Proyek yang disebut-sebut sebagai lumbung pangan nasional ini bukan sekadar program ketahanan pangan biasa. Ia adalah pertaruhan politik dua tokoh besar negeri ini—Jokowi dan Prabowo—yang menaruh nama dan reputasi mereka dalam permainan berisiko tinggi.

Presiden Jokowi menggaungkan proyek ini sebagai solusi jangka panjang untuk krisis pangan dan upaya swasembada yang tak kunjung tercapai. Sementara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, lewat kementeriannya, turut di gdaya mendorong pelaksanaan proyek ini dengan pendekatan militeristik: pengerahan personel, pembangunan infrastruktur skala besar https://ellunarpublisher.com/, dan konsolidasi lahan secara masif. Tapi benarkah proyek ini menyelamatkan, atau justru menjebak Papua dalam eksploitasi baru?

Lahan Subur atau Ladang Konflik?

Merauke memiliki potensi agraria luar biasa, namun di balik narasi “lahan tidur” yang ingin di garap, terdapat hak ulayat dan kehidupan komunitas adat Marind yang terancam. Pemerintah menyebutnya lahan kosong, namun bagi masyarakat adat, itu tanah leluhur yang sakral. Ironisnya, suara mereka kerap di bungkam atau di abaikan dalam euforia pembangunan nasional.

Pertanyaannya: mengapa Papua? Mengapa harus tanah yang penuh sejarah panjang penindasan dan marginalisasi ini kembali menjadi korban eksperimen kebijakan pusat? Apakah ini bentuk kolonialisme gaya baru yang di bungkus dalam jargon “ketahanan pangan”?

Prabowo, Tentara, dan Traktor

Di balik traktor dan cangkul, ada peran militer yang tak bisa di abaikan. Keterlibatan Kementerian Pertahanan dalam proyek ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ini pertanian untuk rakyat, atau proyek pertahanan berkedok pangan? Prabowo bukan sekadar aktor pendukung—ia adalah arsitek ideologis proyek ini, dengan pendekatan tegas, cepat, dan tanpa banyak ruang negosiasi.

Namun, pendekatan semacam ini berisiko mereduksi petani menjadi buruh dalam tanah mereka sendiri. Di beberapa titik, proyek ini bahkan di sinyalir menguntungkan investor besar ketimbang komunitas lokal. Tanah luas yang seharusnya menjadi sumber kehidupan rakyat justru dialihfungsikan demi target produksi skala industri.

Baca juga artikel kami yang lainnya: Mengapa Aksi dan Visi Tak Sejalan Mengatur Royalti Lagu

Pertaruhan Politik yang Tak Bisa Mundur

Bagi Jokowi dan Prabowo, Food Estate adalah taruhan yang tidak boleh gagal. Terlalu banyak modal politik, finansial, dan kredibilitas yang sudah di keluarkan. Namun, jika proyek ini justru merusak lingkungan, mengorbankan masyarakat adat, dan gagal panen seperti yang terjadi di Kalimantan Tengah, maka bencana politik tak terhindarkan.

Papua kembali di jadikan bahan uji coba ambisi Jakarta. Pertanyaannya kini: apakah proyek ini akan menjadi warisan prestisius atau justru noda kelam dalam sejarah pemerintahan Jokowi dan Prabowo?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *